Syawal makin menghampirkan dirinya.Kian hampirnya syawal aku menjadi semakin sayu.Sayu tika mengimbau kembali kenangan lalu...saat aku masih di bangku sekolah..bersama ayah ibu.Kzmi bersama menelusuri ranjau kehidupan yg begitu mencabar dengan penuh ketabahan...namun riak ceria tetap terpancar di wajah kami semua.
Kini semua tinggal kenangan,biarpun hidupku cukup dgn wang ringgit namun keceriaan makin menjauh.Tiap hari dan ketika hatiku disiat siat dengan seribu kata yang melukakan.
Andai dulu..ibuku seorg yg tidak makan daging..maka ayahku akan membelikan ikan tenggiri untuk ibu..buat dijadikan kari.setelah siap ikan digulai...barulah ayah membeli daging untuk kami..anak anak ayah.Jelas di sini betapa ayahku amat mengutamakan ibu dan menghormati ibu...dengan penuh kasih sayang..
Namun bila keadaan ini ku lalui..perkara sebaliknya yg ku lalui...saban waktu aku dihidangkan dengan makanan2 yang aku tidak makan..ada tikanya hanyz deraian airmata yang menemani.Ada tikanya aku terfikir..mungkinkah rezkiku di atas mukabumi ini telah tiada.
Nasib kita tiada terduga...ada tikanya kita diperlakukan umpama budak suruhan.Sedih memikirkan semuznya..dah separuh abad hidup ini ku lalui...seperempat yg pertama hidupku susah namun penuh ceria..seperempat yg kedua..aku ada pendapatan sendiri..namun hati sentiasa gusar..sedih..pilu sering bermain di kelilingku..
Harapanku muga suatu ketika aku dapat kembali ceriz seperti dulu...namun aku tetap menaruh harapan kerana yakin dgn adilnya Allah
No comments:
Post a Comment